BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Plastik adalah bahan yang mempunyai
derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau
dicetak pada suhu tinggi (suhu peralihan kacanya diatas suhu ruang), jika tidak
banyak bersambung silang. Plastik merupakan polimer bercabang atau linier yang
dapat dilelehkan diatas panas penggunaannya. Plastik dapat dicetak (dan dicetak
ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan yang dibutuhkan dengan
menggunakan proses injection molding
dan ekstrusi.
Istilah plastik mencakup produk
polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi
organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk
meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alam yang termasuk
plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini
berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka “malleable”, memiliki properti
keplastikan. Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti
yang dapat menolerans panas, keras, “reliency” dan lain-lain. Digabungkan
dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan
memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.
Pengembangan plastik berasal dari
penggunaan material alami (seperti: permen karet, “shellac”) sampai ke material
alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, “nitrocellulose”)
dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride,
polyethylene).
Setiap hari manusia selalu menggunakan
barang-barang yang berbahan dasar plastik. Mulai dari peralatan sederhana
seperti alat makan (misal: piring, gelas, dan sendok) hingga peralatan
elektronik yang canggih (misal: handphone, laptop, dan kendaraan). Kebanyakan
masyarakat masih belum mengetahui jenis-jenis plastik yang aman digunakan
sesuai fungsinya. Akibatnya, banyak menimbulkan penyakit yang dapat dikatakan
sangat membahayakan dan berakibat pada kematian seperti kanker.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
maka dapat dirumuskan masalahnaya sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
sejarah perkembangan plastik?
2.
Bagaimana
cara memilih plastik yang aman digunakan sesuai dengan fungsinya?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah:
1.
Memberikan
informasi tentang sejarah perkembangan plastik.
2.
Memberikan
informasi cara memilih plastik yang aman digunakan sesuai dengan fungsinya.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makslah ini
adalah:
1.
Mengetahui
sejarah perkembangan plastik.
2.
Mengetahui
cara memilih plastik yang aman digunakan sesuai dengan fungsinya.
BAB II
ISI
Setiap orang pasti kenal dengan bahan yang satu ini,
plastik. Peralatan di dapur, di kamar mandi, di kamar kita, hampir semuanya
terbuat dari plastik. Benda-benda di sekitar kita banyak sekali yang terbuat
dari plastik. Bahkan, wajah seseorang dapat dibuat bagus sesuai keinginan
dengan melakukan operasi plastik.
Plastik
ada yang bersifat lunak (seluloid). Plastik jenis ini ditemukan oleh John
Wesley Hyatt. Bahannya merupakan campuran dari selulosa nitrat dan kamfor yang
dilarutkan dalam alkohol, kemudian menghasilkan pastik yang dinamakan seluloid.
Seluloid ini mudah terbakar. Karena sifatnya yang kurang tahan terhadap panas,
dalam industri berbagai barang plastik ini digantikan oleh plastik jenis lain
yang sering kita temui sekarang yaitu bakelit.
Plastik yang tahan panas ini ditemukan pertama kali oleh Leo
Hendrik Baekeland, seorang ahli kimia warga Amerika berkebangsaan Belgia.
Baekeland lahir di Ghent, Belgia, pada tanggal 14 November 1863. Bakelit, yang
penamaannya diambil dari nama Baekeland ini sebenarnya bukanlah temuan yang
pertamanya karena sebelumnya ia sudah menemukan kertas foto yang dinamakan
Velox.
Baekeland seorang pelajar yang cerdas. Ia suka ngulik, mengutak-atik,
mencoba-coba segala sesuatu. Selama sekolah ia selalu menjadi juara kelas
sehingga pada umur 16 tahun ia sudah tamat sekolah menengah atas (SLTA). Karena
kecerdasannya pula, ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di
Universitas Ghent. Selama tiga tahun ia kuliah dan pada umur 19 tahun ia sudah
menjadi sarjana. Pada tahun 1884 atau pada saat umur 21 tahun ia telah mendapat
gelar doktor dengan predikat maxima cum laude. Kemudian ia mengajar di
universitas tersebut sampai tahun 1889.
Baekeland memiliki hobi bepergian dan memotret. Ia sering
melakukan perjalanan ke luar negeri seperti ke Prancis dan Inggris. Pada tahun
1889, ia mendapat beasiswa untuk belajar di Amerika Serikat selama tiga tahun.
Beasiswa yang sebenarnya untuk tiga tahun tersebut malah diputuskannya untuk
menetap di Amerika Serikat sampai ia ganti kewarganegaraan. Karena hobinya yang
suka memotret, kemudian ia mendapat pekerjaan di perusahaan fotografi. Pada
saat itu, untuk mencetak gambar negatif film pada kertas harus menggunakan
sinar matahari. Baekeland berpikir akan ketidakpraktisan hal itu. Terutama jika
harus mencetak pada malam hari atau saat cuaca sedang hujan dan sinar matahari
tidak ada. Dalam waktu yang singkat ia berhasil menciptakan kertas foto yang
dinamakan Velox. Dengan kertas ini, tanpa sinar matahari pun film dapat
diproses dan sebagai pengganti sinar matahari adalah dengan menggunakan lampu.
Untuk mendukung penemuannya, pada tahun 1893 ia mendirikan pabrik kertas foto
yang diberi nama Nepera Chemical Company (Perusahaan Kimia Nepera). Tetapi,
perusahaan tersebut tidak berumur panjang. Enam tahun kemudian ia menjual
perusahaan tersebut seharga satu juta dolar kepada Eastman, penemu kamera.
Tahun 1905, Baekeland mulai mengadakan penelitian. Dua tahun
kemudian ia "menyulap" sebuah bangunan yang tadinya berupa gudang
menjadi sebuah laboratorium yang terletak di Yonkers, New York. Biaya
pembangunannya menggunakan sebagian uang hasil penjualan perusahaan kimianya.
Di laboratorium inilah ia mulai meneliti bahan pembentuk bakelit. Baekeland
mereaksikan dua jenis bahan kimia yaitu formaldehid (H2CO) yaitu sejenis bahan
pengawet dan fenol (C6H5OH) yaitu sejenis bahan pembasmi kuman. Dengan
hati-hati ia memanaskannya, mengontrol suhu dan tekanannya. Hasilnya,
terbentuklah suatu bahan baru yang dapat dibengkokkan, dipilin, dan dibuat
berbagai bentuk. Ia menamainya bakelite (bakelit). Bakelit ini merupakan
kopolimer yaitu polimer hasil reaksi monomer-monomer yang lebih dari atu jenis.
Polimer merupakan senyawa dengan massa molekul besar yang terbentuk dari
gabungan molekul-molekul sederhana (monomer-monomer).
Tahun 1910 Baekeland mendirikan pabrik plastik sekaligus
menjadi direktur utamanya sampai tahun 1939. Bakelit atau plastik tahan panas
ini mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum. Awalnya plastik digunakan untuk
membuat kotak radio, kancing, bola biliar, dan beberapa jenis barang lainnya.
Tetapi, berbeda dengan sekarang, di mana hampir semua barang yang kita temui
terbuat dari plastik. Baekeland meninggal dunia pada tanggal 23 Februari 1944
saat usia 81 tahun di Beacon, New York, AS (Dede Nurrosyid dalam Hendrik Baekeland (1863-1944) : Penemu
Plastik Jenis Bakelit.
2006).
Plastik dapat digolongkan
berdasarkan:
a. Sifat Fisikanya
i.
Termoplastik
Merupakan
jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan
ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC).
ii.
Termoset
Merupakan
jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan
menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin
melamin, urea-formaldehida
b.
Kinerja dan penggunaanya
i.
Plastik komoditas
Merupakan
jenis plastik yang memiliki sifat mekanik tidak terlalu bagus dan tidak tahan
panas. Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN. Aplikasi: barang-barang elektronik,
pembungkus makanan, botol minuman.
ii.
Plastik teknik
Merupakan
jenis plastik yang memiliki sifat tahan panas, temperatur operasi di atas 100
°C, sifat mekanik bagus. Contohnya: PA, POM, PC, PBT. Aplikasi: komponen
otomotif dan elektronik.
iii.
Plastik teknik khusus
Merupakan
jenis plastik yang memiliki temperatur operasi di atas 150 °C, sifat mekanik
sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kg/cm²).
Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR. Aplikasi: komponen pesawat.
Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR. Aplikasi: komponen pesawat.
c. Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
i. 1-4 Gas (LPG, LNG)
ii. 5-11 Cair (bensin)
iii.
9-16 Cairan dengan viskositas rendah
iv.
16-25 Cairan dengan viskositas tinggi
(oli, gemuk)
v.
25-30 Padat (parafin, lilin)
vi.
1000-3000 Plastik (polistiren,
polietilen, dan lain-lain)
d.
Berdasarkan sumbernya
i. Polimer alami: kayu, kulit binatang,
kapas, karet alam, rambut
ii.
Polimer sintetis:
1) Tidak
terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
2) Terdapat
di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
3) Polimer
alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa
tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan
sifat-sifat kimia dan fisika asalnya).
e. Proses
manufaktur plastik
i.
Injection molding
Bijih plastik (pellet) yang
dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas diinjeksikan ke dalam
cetakan.
ii Ekstrusi
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinyu.
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinyu.
iii.
Thermoforming
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.
iv.
Blow molding
Bijih plastik (pellet) yang
dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu
diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup di dalam cetakan.
2.3 Ikatan Kimia pada Plastik
Ikatan kimia dalam struktur plastik
adalah ikatan kovalen, yaitu ikatan antar atom dengan cara berbagi elektron
diantara dua atom. Ikatan ini dapat terdiri dari beberapa elektron. Plastik
merupakan bagian dari molekul hidrokarbon zat yang penyusun dasarnya adalah
karbon dan hidrogen. Plastik yang mempunyai struktur paling sederhana adalah
polyethylene (PE). Umumnya susunan molekul dari PE terdiri dari sekitar 1000
atom karbon didalam tulang punggungnya. Molekul dari plastik sering disebut
dengan macro molekul karena ukurannya sangat besar dilihat dari panjang rantai
karbonnya.
Penyusun kimia paling dasar dari
plastik disebut dengan homopolymer karena hanya terdiri dari satu struktur dasar.
Contohnya -[CH2-CH-X]n-, jika X adalah hidrogen (H), maka bahan tersebut adalah
polyethylene (PE). Tetapi jika X adalah klor [Cl], maka bahan tersebut adalah
poli vinil klorida (PVC).
Bisa juga dua atom hidrogen (H) diganti dengan atom-atom tertentu menjadi -[CH2-CX-Y]n-.
Bisa juga dua atom hidrogen (H) diganti dengan atom-atom tertentu menjadi -[CH2-CX-Y]n-.
Penyusunan molekul dari plastik molekul-molekul
dari plastik dapat mempunyai dua jenis tipe dalam penyusunan molekulnya, yaitu
amorphous dan kristal polimer. Plastik amorphous yaitu plastic yang susunan
molekulnya cenderung tidak beraturan. Plastik amorphous biasanya bening atau
transparan selama tidak ada filler atau campuran lain. Contoh plastik jenis ini
adalah aklirik ditoko-toko. Plastik Kristal adalah plastic yang susumam
molekulnya teratur. Keteraturan ini dapat dibuat dengan cara pendinginan yang
relatif lama. Plastik kristal cenderung tidak transparan. Pada umumnya plastik
adalah campuran dari kedua tipe itu. Bagian luar dari plastik cenderung
berbentuk amorphous karena proses pendinginan bagian luar relatif cepat.
Sementara bagian dalam cenderung berbentuk kristal karena pendinginan
memerlukan proses yang lebih lama.
2.4 Arti Tanda Segitiga Pada Kemasan Plastik
Tentunya kita sebagai manusia awam
tidak tahu mana plastik yang aman dan yang tidak aman. Tetapi ternyata sudah
diatur dan ditetapkan secara internasional sehingga di negara manapun di dunia
ini menggunakan kode dan simbol yang sama. Namun, masih banyak yang belum
mengetahui seperti apa kode dan simbol tersebut. Bagi manusia awam kode dan
simbol tersebut sangat penting untuk diketahui karena berkaitan dengan jenis
bahan serta cara dampak pemakaiannya.
Kode ini dikeluarkan oleh The
Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi
oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International
Organization for Standardization).
Secara umum tanda
pengenal plastik tersebut:
1. Berada atau terletak di bagian bawah
2. Berbentuk segitiga
3. Di dalam segitiga tersebut terdapat
angka
4. Serta nama jenis plastik di bawah
segitiga
Tanda pengenal plastik itu dibagi
menjadi 7 buah kelompok. Serta 3 tambahan sehingga totalnya ada 10 buah.
Tanda-tanda plastik tersebut adalah:
Jenis ke-1
Tanda ini biasanya tertera logo daur
ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET (polyethylene
terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna
jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan
hampir semua botol minuman lainnya. Botol jenis PET/PETE ini direkomendasikan
hanya sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk
menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada
botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
Di dalam membuat PET, menggunakan
bahan yang disebut dengan antimoni trioksida, yang berbahaya bagi para pekerja
yang berhubungan dengan pengolahan ataupun daur ulangnya, karena antimoni
trioksida masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan, yaitu akibat
menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut. Terkontaminasinya senyawa ini
dalam periode yang lama akan mengalami iritasi kulit dan saluran pernafasan.
Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran,
apabila melahirkan kemungkinan besar anak mereka akan mengalami pertumbuhan
yang lambat hingga usia 12 bulan.
Umumnya, pada bagian bawah kemasan
botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta
tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk
botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat,
dan lain-lain. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan
lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang
aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara
kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama
seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena
pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
Tertera logo daur ulang (terkadang
berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V. V itu berarti PVC
(polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang.
Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan
botol-botol. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan
plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya
kita mencari alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan V)
seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang
misalnya).
Tertera logo daur ulang dengan angka
4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density polyethylene) yaitu
plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai
untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.
Sifat mekanis jenis
plastik LDPE adalah :
1. Kuat
2. Agak tembus cahaya
3. Fleksibel dan permukaan agak berlemak
4. Pada suhu di bawah 60 0 C sangat
resisten terhadap senyawa kimia
5. Daya proteksi terhadap uap air tergolong
baik
6. Kurang baik bagi gas-gas yang lain
seperti oksigen
7. Plastik
ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan
memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia.
Barang berbahan LDPE ini sulit
dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi
secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
Tertera logo daur ulang dengan angka
5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik adalah biasa botol transparan
yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya
tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap
suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan
bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat
menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah
dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan
kemasan berbagai makanan dan minuman.
Tertera logo daur ulang dengan angka
6 di tengahnya, serta tulisan PS. PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh
Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja. PS biasa
dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan
lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan
styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat
makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan
konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk
kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada
masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini
sulit didaur ulang. Apabila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang
sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun
bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat
dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika
dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan
meninggalkan jelaga.
Tertera logo daur ulang dengan angka
7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk plastik 7 Other ini ada 4 jenis,
yaitu :
1.
SAN – styrene acrylonitrile,
2. ABS – acrylonitrile butadiene styrene,
3.
PC – polycarbonate,
4. Nylon.
Plastik jenis ini dapat ditemukan
pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang
mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik
kemasan. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan
suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan.
Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan,
penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan
mainan lego dan pipa.
Plastik dengan jenis 7 yaitu SAN dan
ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam
kemasan makanan ataupun minuman. PC (polycarbonate) dapat ditemukan pada botol
susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng
kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula.
Dapat mengeluarkan bahan utamanya
yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem
hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi
imunitas. Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman.
Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk
tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau
dituangi air mendidih atau air panas.
2.5 Bahan Plastik yang Aman dan Penggunaannya yang Tepat
Bahan Plastik akan aman jika
pemilihannya tepat sesuai dengan fungsinya. Sebelum membeli makanan atau
minuman, masyarakat seharusnya memilih kemasan plastik yang aman digunakan.
Untuk mengetahui bahan plastik yang aman digunakan, lihatlah nomor-nomor yang
tertera pada kemasan. Nomor itu biasanya berada di dalam segitiga tanda panah
melingkar dibagian bawah kemasan. Setiap nomor menunjukkan bahan yang
digunakan.
1.
Nomor 1: Polyethylene terephtalate (PTE
atau PETE), biasa digunakan mengemas air minum, minuman ringan berkarbonasi,
jus buah-buahan, minyak goreng, saus, jeli, selai.
2.
Nomor 2: High density polyethylene
(HDPE), biasa digunakan untuk mengemas susu, yogurt, & botol galon air
minum
3.
Nomor 4: Low density polyethylene
(LDPE), biasa digunakan sebagai plastik kemasan rapat (cling wrap), pengemas
roti, makanan beku dan botol plastik yang dapat ditekan.
4.
Nomor 5: Polypropylene (PP), biasa
digunakan untuk mengemas sup, saus tomat dan margarin.
Di antara jenis plastik tersebut
yang relatif paling aman dan telah mengalami uji dan evaluasi badan pengawasan
obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) adalah PET/PETE (nomor 1). Jadi, bila
botol air minum kita bertanda nomor 1, berarti terbuat dari PET/PETE dan plastik
itu aman untuk kemasan makanan atau bersifat food grade.
Menurut Dosen Departemen Ilmu dan
Teknologi Pangan IPB, Dr. Yadi Haryadi, Msc, sebenarnya penggunaan botol
plastik, khususnya botol plastik PET, secara berulang-ulang tidak menjadi
masalah. Syaratnya, setiap akan dipakai atau diisi ulang, botol-botol tersebut
harus dicuci bersih memakai sabun dan dikeringkan dahulu.
2.6 Bahan Plastik yang Tidak Aman
Berikut adalah jenis plastik yang
penggunaannya tidak diperbolehkan untuk bahan pangan karena mengandung bahan
berbahaya yang dapat berpindah ke makanan.
1.
Nomor 3: Polyvinyl chloride (PVC atau
disebut vinil). Plastik ini sering dibuat cling wrap. Sering juga dipakai untuk
wadah kue kering atau cokelat. Ada juga botol plastik yang dapat ditekan (untuk
pengeluaran bahan) terbuat dari PVC.
2.
Nomor 6: Polystyrene (PS), sangat dikenal
konsumen dlm bentuk kemasan stereofom seperti yang digunakan untuk mengemas
buah & sayuran di toko-toko swalayan.
3.
Nomor 7: Jenis plastik lainnya, terutama
polycarbonate. Plastik ini mengandung bisphenol-A yang berbahaya dan dapat
bermigrasi. Plastik ini tahan suhu tinggi. Ada yang menggunakan sebagai botol
susu bayi dan alat-alat makan (sendok, garpu, pisau) plastik.
Penggunaan plastik untuk membungkus
makanan juga perlu diwaspadai. Hindari memanaskan makanan dengan wadah atau
bungkus yang terbuat dari plastik dalam microwave. Hindari menggunakan tempat dari bahan plastik
untuk menaruh makanan panas, apalagi berminyak, dalam microwave. Beberapa studi
menunjukan migrasi komponen plastik ke dalam bahan pangan selama pemanasan atau
pada suhu tinggi semakin besar.
Kita juga sering melihat pedagang
makanan menggunakan plastik untuk membungkus makanan tersebut dalam keadaan
panas. Cara ini sangat beresiko karena kantong plastik yang digunakan tidak
jelas asal usulnya. Migrasi bahan berbahaya dapat saja terjadi jika plastik
tersebut bukan plastik berlabel food grade. Karena kurangnya pengetahuan, kita
tidak dapat menyalahkan pedagang kecil. Alangkah baiknya jika akan membeli
makanan panas, berminyak, atau berkuah, sebaiknya membawa sendiri wadah yang
aman dari rumah. Intinya kita harus bijak dalam penggunaan plastik sesuai
dengan kodenya. Untuk makan gunakan plastik yang ada tanda food gradenya.
BAB III
PENUTUP
a. Plastik ada yang bersifat lunak
(seluloid). Plastik jenis ini ditemukan oleh John Wesley Hyatt. Bahannya
merupakan campuran dari selulosa nitrat dan kamfor yang dilarutkan dalam
alkohol, kemudian menghasilkan pastik yang dinamakan seluloid. Seluloid ini
mudah terbakar. Karena sifatnya yang kurang tahan terhadap panas, dalam
industri berbagai barang plastik ini digantikan oleh plastik jenis lain yang
sering kita temui sekarang yaitu bakelit.
b. Jenis-jenis
plastik:
1. PETE
atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik,
berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus,
dan hampir semua botol minuman lainnya, direkomendasikan hanya sekali pakai.
2. HDPE
(high density polyethylene) biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih
susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lai, memiliki sifat
bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi,
merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan.
3. PVC
(polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang, bisa
ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol, berpotensi
berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
4.
LDPE (low density polyethylene) yaitu
plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai
untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek, tetap baik
untuk tempat makanan.
5.
PP, karakteristik yaitu biasa botol
transparan yang tidak jernih atau berawan, adalah pilihan bahan plastik
terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan
makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi
6.
PS biasa dipakai sebagai bahan tempat
makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain, bahan ini harus
dihindari, karena berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen
pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem
syaraf
7. OTHER,
merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam
kemasan makanan ataupun minuman, biasanya pada botol susu bayi, gelas anak
batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan
minuman, termasuk kaleng susu formula. Namun berdasar bahan utamanya berpotensi
merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan
mengubah fungsi imunitas.
Sebelum membeli
barang berbahan dasar plastik yang digunakan untuk tempat makanan khususnya,
harus dipastikan terlebih dahulu apakah terbuat dari bahan yang aman dan sesuai
dengan fungsinya sehingga tidak membahayakan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Iis Sopyan. 2007. Kimia Polimer. Jakarta: Perca.
Anonim. Plastik.____ http://archive.kaskus.us/thread/4073666
diakses Minggu, 09 April 2011, 17.04 WIB.
Anonim. Arti Lambang Segitiga pada Kkemasan Plastik.
____. http://www.docstoc.com/docs/33584599/Arti-lambang-segitiga-pada-kemasan-plastik
diakses Minggu, 09 April 2011, 17.06 WIB.
Anonim. Zat kimia pada plastik. 2010. http://allthingsisnew.blogspot.com/ 2010/01/zat-kimia-pada-plastik.html diakses Kamis, 28 April 2011, 13.54 WIB.
Icha. Arti Tanda Segitiga Pada Kemasan Plastik. 2010.
http://ichadchemical. wordpress.com/2010/09/27/arti-tanda-segitiga-pada-kemasan-plastik/.
27 September 2010. diakses Minggu, 09
April 2011, 16.31 WIB.
Nurrosyid Dede.
Hendrik
Baekeland (1863-1944) : Penemu Plastik Jenis Bakelit. ____. http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi/HFI/HFI/utama.cgi?
cetakartikel&1164843618. diakses Minggu, 09 April 2011, 17.03 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar