KURIKULUM KOREA SELATAN
Sampai saat ini, kurikulum di Korea Selatan sudah mengalami revisi sebanyak lima kali sampai versi keenam. Tujuan dari kurikulum versi keenam ini adalah untuk menghasilkan output yang:
1) sehat,
2) independen,
3) kreatif, dan
4) orang yang bermoral.
Prinsip-prinsip untuk penyusunan versi keenam adalah:
1) desentralisasi pengambilan keputusan tentang kurikulum tersebut;
2) keragaman struktur kurikulum;
3) kecukupan isi kurikulum, dan
4) efisiensi dalam pengelolaan kurikulum
Faktor Pembanding Korea Selatan Indonesia
Sistem Pendidikan kebijakan-kebijakan pemerintah termasuk di bidang pendidikan dapat dijalankan tanpa harus mendapat persetujuan badan legislatif daerah tetapi langsung dari pemerintah pusat menggunakan sistem sentralistik. sistem pendidikan di Indonesia yang sebagian besar bersifat sentralistik
Tujuan Pendidikan menanamkan pada setiap orang rasa Identitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Jenjang Pendidikan empat jenjang pendidikan formal yaitu : Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, SLTA dan pendidikan tinggi jenjang pendidikan formal di Indonesia meliputi tiga jenjang, yaitu: pendidikan Dasar, pendidikan Menengah, dan pendidikan Tinggi.
Anggaran Pendidikan Berasal dari 18,9% Anggaran negara dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Guru/Personalia Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitu tingkat akademik (grade 13-14) untuk guru SD, dan pendidikan guru empat tahun untuk guru sekolah menengah dan biaya ditanggung oleh pemerintah untuk pendidikan guru negeri. Bagi yang ingin menjadi dosen yunior college, harus berkualifikasi master (S2) dengan pengalaman dua tahun dan untuk menjadi dosen di senior college harus berkualifikasi dokter (S3). Jenis pendidikan guru yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang diselenggarakan oleh LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah
Kurikulum mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu perencanaan pengajaran, diagnosis murid, membimbing siswa belajar dengan berbagai program, test dan menilai hasil belajar tingkat satuan pendidikan yang terdiri dari sekolah, guru dan komite sekolah diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi yang ada di lingkungannya. Kurikulum ini disebut dengan KTSP.
Berikut pembagian jenjang pendidikan tersebut:
1. Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selama 6 tahun bagi anak usia 6 sampai 11 tahun.
2. SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-14 tahun, selama 3 tahun pendidikan.
3. Kemudian melanjutkan ke SLTA pada grade 10-11 dan 12, dengan dua pilihan yaitu: umum dan sekolah kejuruan.
4. Pendidikan tinggi/akademik (yunior college) atau universitas program S1 (senior college), pada grade 13-16, dan selanjutnya ke program pasca sarjana (graduate school) gelar master/doktor.
Ilmu dan penelitian sosial masuk dalam wise life yang diajarkan bagi siswa kelas 1-2 SD, ilmu alam bagi siswa kelas 3-6 SD, Ilmu pengetahuan untuk siswa SMP, dan spesifik bidang ilmu Kimia, Fisika, Biologi, dan ilmu bumi bagi sekolah-sekolah tinggi.
Pada tingkat Sekolah Menengah Atas,mata pelajaran Kimia dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Kimia I, matapelajaran ini dirancang untuk membantu nonscience (humaniora dan ilmu sosial) jalur siswa memahami beberapa konsep dasar dan memperkuat kemampuan memecahkan masalah mereka. Tujuan dari Kimia I yaitu untuk memahami konsep-konsep fundamental dalam kimia melalui pertanyaan fenomena alam, untuk mendapatkan metode penyelidikan ilmiah dan menerapkannya untuk memecahkan masalah sehari-hari
2. Kimia II dirancang untuk membantu siswa bidang sains (ilmu alam dan engineering) untuk belajar secara ilmiah. Hal ini juga berfungsi sebagai mata pelajaran persiapan dengan memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan proses penyelidikan yang diperlukan untuk jurusan dalam bidang ilmu yang terkait di masa depan.
Kelebihan Kurikulum di Korea Selatan :
Aspek materi kimia sudah dimasukkan mulai tingkat sekolah dasar secara terperinci dan luas
Materi kimia I diberikan kepada siswa nonscience (humaniora atau ilmu sosial) untuk memahami beberapa konsep dasar dan memperkuat kemampuan memecahkan masalah mereka.
Terdapat perbedaan tingkat pendidikan untuk guru Sekolah Dasar dan guru Sekolah Menengah
Dilihat dari jumlah penduduk yang lebih kecil daripada Indonesia, anggaran pendidikan dari GNP di Korea Selatan sudah mencapai 18,9 %.
Biaya Pendidikan guru baik untuk Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah ditanggung oleh pemerintah. Pemerintah benar-benar menyadari pentingnya peran guru.
Kekurangan Kurikulum di Korea Selatan
Kurikulum pendidikan di Korea Selatan tidak menekankan sisi keyakinan atau keagamaan.
Siswa nonscience Sekolah Menengah Atas masih mendapatkan materi Kimia sehingga memperbanyak jam belajar dan beban belajar
Kurikulum Kimia kurang menyesuaikan perkembangan kemampuan anak karena sejak tingkat dasar materi Kimia sudah terperinci, luas dan dalam
Sampai saat ini, kurikulum di Korea Selatan sudah mengalami revisi sebanyak lima kali sampai versi keenam. Tujuan dari kurikulum versi keenam ini adalah untuk menghasilkan output yang:
1) sehat,
2) independen,
3) kreatif, dan
4) orang yang bermoral.
Prinsip-prinsip untuk penyusunan versi keenam adalah:
1) desentralisasi pengambilan keputusan tentang kurikulum tersebut;
2) keragaman struktur kurikulum;
3) kecukupan isi kurikulum, dan
4) efisiensi dalam pengelolaan kurikulum
Faktor Pembanding Korea Selatan Indonesia
Sistem Pendidikan kebijakan-kebijakan pemerintah termasuk di bidang pendidikan dapat dijalankan tanpa harus mendapat persetujuan badan legislatif daerah tetapi langsung dari pemerintah pusat menggunakan sistem sentralistik. sistem pendidikan di Indonesia yang sebagian besar bersifat sentralistik
Tujuan Pendidikan menanamkan pada setiap orang rasa Identitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Jenjang Pendidikan empat jenjang pendidikan formal yaitu : Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, SLTA dan pendidikan tinggi jenjang pendidikan formal di Indonesia meliputi tiga jenjang, yaitu: pendidikan Dasar, pendidikan Menengah, dan pendidikan Tinggi.
Anggaran Pendidikan Berasal dari 18,9% Anggaran negara dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Guru/Personalia Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitu tingkat akademik (grade 13-14) untuk guru SD, dan pendidikan guru empat tahun untuk guru sekolah menengah dan biaya ditanggung oleh pemerintah untuk pendidikan guru negeri. Bagi yang ingin menjadi dosen yunior college, harus berkualifikasi master (S2) dengan pengalaman dua tahun dan untuk menjadi dosen di senior college harus berkualifikasi dokter (S3). Jenis pendidikan guru yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang diselenggarakan oleh LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah
Kurikulum mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu perencanaan pengajaran, diagnosis murid, membimbing siswa belajar dengan berbagai program, test dan menilai hasil belajar tingkat satuan pendidikan yang terdiri dari sekolah, guru dan komite sekolah diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi yang ada di lingkungannya. Kurikulum ini disebut dengan KTSP.
Berikut pembagian jenjang pendidikan tersebut:
1. Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selama 6 tahun bagi anak usia 6 sampai 11 tahun.
2. SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-14 tahun, selama 3 tahun pendidikan.
3. Kemudian melanjutkan ke SLTA pada grade 10-11 dan 12, dengan dua pilihan yaitu: umum dan sekolah kejuruan.
4. Pendidikan tinggi/akademik (yunior college) atau universitas program S1 (senior college), pada grade 13-16, dan selanjutnya ke program pasca sarjana (graduate school) gelar master/doktor.
Ilmu dan penelitian sosial masuk dalam wise life yang diajarkan bagi siswa kelas 1-2 SD, ilmu alam bagi siswa kelas 3-6 SD, Ilmu pengetahuan untuk siswa SMP, dan spesifik bidang ilmu Kimia, Fisika, Biologi, dan ilmu bumi bagi sekolah-sekolah tinggi.
Pada tingkat Sekolah Menengah Atas,mata pelajaran Kimia dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Kimia I, matapelajaran ini dirancang untuk membantu nonscience (humaniora dan ilmu sosial) jalur siswa memahami beberapa konsep dasar dan memperkuat kemampuan memecahkan masalah mereka. Tujuan dari Kimia I yaitu untuk memahami konsep-konsep fundamental dalam kimia melalui pertanyaan fenomena alam, untuk mendapatkan metode penyelidikan ilmiah dan menerapkannya untuk memecahkan masalah sehari-hari
2. Kimia II dirancang untuk membantu siswa bidang sains (ilmu alam dan engineering) untuk belajar secara ilmiah. Hal ini juga berfungsi sebagai mata pelajaran persiapan dengan memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan proses penyelidikan yang diperlukan untuk jurusan dalam bidang ilmu yang terkait di masa depan.
Kelebihan Kurikulum di Korea Selatan :
Aspek materi kimia sudah dimasukkan mulai tingkat sekolah dasar secara terperinci dan luas
Materi kimia I diberikan kepada siswa nonscience (humaniora atau ilmu sosial) untuk memahami beberapa konsep dasar dan memperkuat kemampuan memecahkan masalah mereka.
Terdapat perbedaan tingkat pendidikan untuk guru Sekolah Dasar dan guru Sekolah Menengah
Dilihat dari jumlah penduduk yang lebih kecil daripada Indonesia, anggaran pendidikan dari GNP di Korea Selatan sudah mencapai 18,9 %.
Biaya Pendidikan guru baik untuk Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah ditanggung oleh pemerintah. Pemerintah benar-benar menyadari pentingnya peran guru.
Kekurangan Kurikulum di Korea Selatan
Kurikulum pendidikan di Korea Selatan tidak menekankan sisi keyakinan atau keagamaan.
Siswa nonscience Sekolah Menengah Atas masih mendapatkan materi Kimia sehingga memperbanyak jam belajar dan beban belajar
Kurikulum Kimia kurang menyesuaikan perkembangan kemampuan anak karena sejak tingkat dasar materi Kimia sudah terperinci, luas dan dalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar