Laman

Sabtu, 08 Desember 2012

Never Ending Chemistry


Bukan masalah jika hanya tentang titrasi
Bukan soal jika hanya mengukur laju reaksi
Bukan beban jika hanya mengurai ikatan hidroksi
Sebab hidup tak ingin habis terkorosi

Jika lakmus merah masih biru oleh basa
Tak ada kata revisi untuk setumpuk responsi
Karna oksigen masih tetap membara
Tak ada alasan untuk berkarya dengan kimia
Walau sebatas hitungan stoikiometri
Tak serumit oksidasi reduksi
Kimia memberi ruang untuk elektron hati
Bertransisi meletupkan energi dalam diri
Menjadi chemist yang tak pernah mati


(etik liswahyuningsih)

Peran Ilmu Kimia dalam Kehidupan


Pembahasan ringkas tentang materi, wujud, sifat dan perubahan dari materi  serta energi merupakan ruang lingkup pengkajian ilmu kimia. Saat ini perkembangan ilmu kimia sangat pesat dan telah memberikan andil yang sangat besar dalam kehidupan manusia.
Ilmu Kimia telah menghantarkan produk-produk baru yang sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dalam kehidupan sehari-hari banyak produk yang telah kita pergunakan seperti, sabun, deterjen, pasta gigi dan kosmetik. Penggunaan polimer pengganti untuk kebutuhan industri dan peralatan rumah tangga dari penggunaan bahan baku logam telah beralih menjadi bahan baku plastik polivynil clorida (PVC). Kebutuhan makanan juga menjadi bagian yang banyak dikembangkan dari kemasan, makanan olahan (Gambar 1.14) sampai dengan pengawetan.
gambar_1_14
Luasnya area ilmu kimia, sehingga keterkaitan antara satu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya menjadi sangat erat. Peran ilmu kimia untuk membantu pengembangan ilmu lainnya seperti pada bidang geologi, sifat-sifat kimia dari berbagai material bumi dan teknik analisisnya telah mempermudah geolog dalam mempelajari kandungan material bumi; logam maupun minyak bumi.
Pada bidang pertanian, analis kimia mampu memberikan informasi tentang kandungan tanah yang terkait dengan kesuburan tanah, dengan data tersebut para petani dapat menetapkan tumbuhan/tanaman yang tepat. Kekurangan zat-zat yang dibutuhkan tanaman dapat dipenuhi dengan pupuk buatan, demikian pula dengan serangan hama dan penyakit dapat menggunakan pestisida dan Insektisida. Dalam bidang kesehatan, ilmu kimia cukup memberikan kontribusi, dengan diketemukannya jalur perombakan makanan seperti karbohidrat, protein dan lipid. Hal ini  mempermudah para ahli bidang kesehatan untuk mendiagnosa berbagai penyakit. Interaksi kimia dalam tubuh manusia dalam sistem pencernaan, pernafasan, sirkulasi, ekskresi, gerak, reproduksi, hormon dan sistem saraf, juga telah mengantarkan penemuan dalam bidang farmasi khususnya penemuan obat-obatan (Gambar 1.15).
gambar_1_15

Kamis, 06 Desember 2012

Bahan Kimia dalam Pangan




IDENTIFIKASI BAHAN TAMBAHAN DALAM PRODUK MAKANAN
I.          Nama makanan       : SUN Marie Biscuit Balita
II.         Komposisi                :
1.    Tepung terigu
2.    Gula
3.    Tapioka
4.    Lemak nabati (antioksidan askorbil palmitat dan tokoferol)
5.    Susu bubuk
6.    Mentega
7.    Bahan pengembang (amonium bikarbonat dan natrium bikarbonat)
8.    Tepung telur
9.    Susu bubuk skim
10. Garam
11. Ekstrak malt
12. Pengemulsi (lesitin kedelai)
13. Perisa ( identik alami susu, identik alami vanila, identik alami marie)
14. Premiks vitamin
15. Mineral
16. Lisin

III.        Identifikasi Bahan Tambahan Pangan Dalam SUN Marie Biscuit Balita
1.    Askorbil palmitat dan tokoferol ( Antioksidan)

Askorbil palmitat dan tokoferol merupakan contoh antioksidan yang digunakan dalam makanan bayi seperti yang terdapat pada produk ini. Antioksidan biasa digunakan pada bahan makanan yang digoreng, makanan dari biji-bijian, dan makanan lain yang mengandung lemak dan mudah tengik seperti pada biscuit bayi. Kandungan askorbil palmitat pada makanan bayi adalah 500mg/kg sedangkan tokoferol yaitu 300mg/kg.
Fungsi:
a.    Mencegah atau menghambat oksidasi
b.    Melindungi komponen-komponen makanan yang bersifat tidak jenuh
c.    Mencegah ketengikan pada makanan akibat proses oksidasi lemak atau minyak pada makanan

SMA atau SMK? ?

Perbandingan SK, KD dan Materi Kimia di SMA, SMK Kelompok Pertanian serta SMK Kelompok Teknologi dan Kesehatan

            Perbandingan kurikulum kimia antara ketiga jenis sekolah ini di dasarkan pada Standar Kompetensinya yang diikuti dengan isi Kompetensi Dasar serta materi yang ada di dalamnya. Antara Kimia SMK kelompok pertanian dengan teknologi dan kesehatan secara keseluruhan baik SK KD DAN materi tidak berbeda jauh hanya ada tambahan SK pada kimia smk kelompok teknologi dan pertanian yaitu tentang polimer, sedangkan pada kimia smk kelompok pertanian tidak diberikan. Perbandingan lebih terperinci atara ketiga kurikulum tersebut akan di jelaskan pada table di bawah ini.

Industri Kain dalam Kimia

Proses Pembuatan Benang dan Kain.
1. Proses pembuatan benang Carded
Pertama serat melalui proses
Bill Store : Proses penguraian serat dari gudang agar serat dapat berada dalam keadaan yang tepat sebelum masuk dalam proses selanjutnya yaitu mengembang, kandungan air kurang lebih 8,5 % dan menegmbalikan sifat keelastisitasannya sehingga dapat lebih mudah dibersihkan
Selanjutnya memasuki tahap Blowing yaitu membersihkan serat dari pengotor dan membentuk potongan-potongan serat menjadi bentuk lap dengan berat tertentu (17,5 / lap).
Semua lap-lap hasil blowing selanjutnya memasuki mesin Carding yaitu penarikan lap agar mencapai panjang tertentu agar serat-serat dapat searah sehingga dihasilkan suatu sliver yaitu lembaran dengan panjang tertentu.
Sliver-sliver tersebut belum searah semuanya secara teratur, agar didapat hasil yang searah dan baik sliver tersebut masuk ke mesin Drawing yaitu pencampuran 8 lapis sliver menjadi satu dengan cara ditarik dan ditekan sehingga didapatkan sliver yang lebih searah dengan ukuran yang tetap sama. Sliver yang sudah rata lalu digulung menjadi cone masuk proses selanjutnya
Mesin Speed Frame merupakan proses penggabungan 8 sliver dari cone untuk menjadi benang tunggal dengan cara ditarik dengan sedikit puntiran untuk setiap inci. Akan didatkan suatu benang roving, yaitu benang dengan diameter yang lebih kecil dari sliver.
Proses selanjutnya adalah memasuki mesin Ring Spinning Frame yaitu tahapan membentuk roving dibuat menjadi bentuk tube karena menyesuakain bentuk-bentuk tertentu sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Proses terakhir adalah Quick Traverse yaitu proses membentuk pilinan benang baik itu benang rangkap maupun benang tunggal. Sebagai finishing benang memasuki mesin cone untuk diperdagangkan dalam bentuk hank.
2. Proses pembuatan benang Combed
Benang Combed mempunyai kualitas yang lebih baik dari benang Carded. Hal ini karena perbedaan proses dalam memproduksi benang Combed yang melalui tahapan sebagai

Soal-Soal Latihan Redoks dan Jawabannya


Oxidation – Reduction Reactions
Level 2
Serial Response

For the next 4 questions:
A solution of lead bromide is placed in an electrolytic cell. An electrical current is
passed through the solution.

414. Name all the substances with significant concentrations in this solution.
ANS: Pb+2,  Br- &  HOH.

415. Which substance is most readily formed at the anode?  Explain why.
ANS: Br-; more likely to oxidize than HOH.

416.Write an electronic equation for the half-reaction taking place at the cathode.
ANS: Pb+2(aq)  + 2 e-  à  Pb(s)

417.  Write the complete redox equation and find how much voltage must be supplied by
    a generator to make this reaction happen.   Show reasoning for this answer.
ANS: Pb+2(aq) + 2 e-  à  Pb(s);   0E  =  -0.13 volt
          2Br-(aq)  à  Br2(g)  +  2e-; 0E  = -1.06 volts
          Pb+2 + 2Br-  à  Pb + Br2↑;  0E  = -1.19 volts
         Therefore supplied voltage must be > +1.19 volts.


For the next 5 questions:
A solution of copper(II) sulfate is placed in an electrolytic cell.  An electrical current is
passed through the solution.

418. Name all the substances in this solution that have significant concentrations.
ANS: Cu+2,  SO4-2 &  HOH.

419. Write an electronic equation for the half-reaction taking place at the cathode.
ANS: Cu+2(aq)  + 2 e-  à  Cu(s)

420. Which substance is most readily formed at the anode?  Explain why.
ANS: O2; HOH is only substance capable of losing electrons.

421. Balance the full redox equation and determine how much voltage must be
    supplied by a generator to make this reaction go.
ANS: Cu+2(aq)  + 2 e-  à  Cu(s);                        0E  =  +0.34 volt
          HOH(l)  à  ½ O2(g)  +  2 H+(aq)  +  2 e-; 0E  =  -1.23 volts
         Cu+2 + HOH  à  Cu  +  ½ O2  +  2H+;     0E  =  -0.89 volt
     

Soal-Soal Latihan Termokimia


Thermochemistry
Level 2
Serial Multiple Choice

The next 2 questions relate to the information below:
I. C(s)  +  O2(g)  à  CO2(g)  +  393.3 kJ;     II. CO(g)  +  1/2 O2(g)  à  CO2  +  282.8 kJ.

309. On the basis of the information given in equation II and assuming no change in
    temp­erature  or pressure, one can correctly conclude that
    1) The rate of the reaction is rapid.
    2) The total number of moles of product is the same as the total number of moles
        of reactants.
    3) The reaction is exothermic.
    4) The masses of the product is greater than those of the reactants.
    5) There will be an increase in volume of reactants and products taken together as
         the reaction proceeds.
ANS: 3

310. When 112 grams of CO are used, which of the following occurs?
    1) 1.0 mole of CO2  is produced.
    2) 282.8 kJ of heat are generated.                4) 0.25 mole of CO2  is produced.
    3) 2.0 moles of O2 are consumed.                5) 0.5 mole of O2 is consumed.
ANS: 3
             

The next 2 questions  deal with the following reactions:
I.   Se(s)  +  O2(g)  à  SeO2(g);   DH = -397.9 kJ
 II.  Se(s)  +  1.5 O2(g)  à  SeO3(g);   DH = -297.1 kJ
III. SeO2(g)  +  1/2 O2(g)  à  SeO3(g).

311. The heat of reaction, DH, for reaction III is:
    1) –100.8 kJ;        2) +100.8 kJ;        3) –195.4 kJ;         4) +267.4 kJ;        5) –199.0 kJ.
ANS: 2
      
312. Which statement about these three reactions is false?
    1) In each case, the heat content of the reactants is greater than that of the products.
    2) The first two reactions are exothermic, the third is endothermic.
    3) The potential energy of the reactants of the third reaction is less than the product’s
         potential energy.
      4) The potential energy in the product of the 1st reaction is less than the potential
           energy in the reactants of that reaction.
    5) The kinetic energy in the reactants of the 3rd reaction is greater than the product’s
         kinetic energy.
ANS: 1



The next 3 questions use the equations below:
                I.  C6H6(l)  +  __ O2(g)  à  ___ CO2(g)   +  __ H2O(l)             
               II. 6 C(s)  +  3 H2(g)  +  82.8 kJ  à  C6H6(l)   
              III. C(s)  +  O2(g)  à  CO2(g)  +  393.3 kJ
              IV. H2(g)  +  ½ O2(g)  à  H2O(l)  +   285.8 kJ.

313. The heat of formation, DH, of 1 mole of C6H6(1) is:
    1) –13.8 kJ;       2) –82.8 kJ;       3) +82.8 kJ;        4) –679.1 kJ;       5) +679.1 kJ.
ANS: 3

314. The coefficient for O2 in the combustion of 1 mole of C6H6(1) is
    1) 5;                2) 7;                3) 7.5;                4) 15;                5) 9.
ANS: 3

315. The heat of combustion of one mole C6H6(l) in equation I is obtained by combining
    equations in which of the of ways?
    1) 6 III + 3 IV + II                  3) 6 III - 3 IV + II
    2) –6 IV + 3 IV + II                4) 6 III + 3 IV – II                 5) 6 III + 6 IV + II
ANS: 4

Study on Vacation

Kuliah tidak hanya di kawasan kampus dan di dalam kelas tetapi juga dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Contoh cara belajar yang menarik adalah dengan mengunjungi tempat-tempat sumber belajar.
Kimia sebagai sebuah ilmu yang banyak digunakan dalam beberapa industri tentu sangat banyak aplikasinya dalam dunia industri tersebut. Sebagai mahasiswa calon guru kita dapat melakukan pembelajaran yang menarik dengan melihat langsung bagaimana ilmu kimia digunaka dalam sebuah industri. Salah satu caranya adalah dengan study wisata seperti yang telah dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Negeri Yogyakarta ke beberapa pabrik seperti pabrik gula Gondang Klaten, Pabrik Tekstil Sritek Solo, dan Study Banding ke Universitas Sebelas Maret.
Berikut beberapa dokumentasinya



Organisasi dan Tata Kerja Instansi Pendidikan

PENDAHULUAN
            Mempelajari tentang menajemen pendidikan memerlukan cakupan yang luas. Diawali dengan pemahaman konsep tentang menajemen itu sendiri yang dapat diartikan sebagai perencanaan dan pengolahan. Cakupan yang lebih luas lagi adalah hubungannya dengan pendidikan dan sistem pendidikan serta komponen-komponen pendidikan yang nantinya akan diatur sedemikian rupa hingga membentuk suatu system yang terarah dan terprogram dengan baik.
 Lembaga serta organisasi pendidikan adalah komponen penting dalam manajeman pendidikan. Lembaga dan organisasi pendidikan adalah penggerak dalam sistem pendidikan. Komponen tersebut harus mampu disusun, diatur dan diolah dengan baik agar mampu menggerakkan sistem pendidikan unruk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
            Di dalam sistem pendidikan yang telah ada, lembaga serta organisasi pendidikan sangat banyak dan beragam. Semua telah diklasifikasikan sesuai tingkatan dan tugas serta fungsinya masing-masing. Perlunya manajemen pendidikan disini adalah untuk mengatur serta mengolah seluruh lembaga serta organisasi yang ada untuk dapat saling berintegrasi dan berjalan sesuai tugas dan fungsinya dengan baik.
            Lembaga dan organisasi pendidikan tidak hanya terbatas pada sekolah-sekolah yang ada di masyarakat, tetapi seluruh organisasi maupun lembaga yang berberak dalam bidang pendidikan dan turut berfungsi menjalankan sistem pendidikan masuk dalam lembaga serta organisasi pendidikan. Sebut saja dari mulai instansi vertikal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan lembaga tertinggi dalam sistem pendidikan. Lembaga ini masih tersusun lagi atas lembaga-lembaga lain di bawahnya yang bekerja secaca terstuktur dan terkoordinir dengan baik sesuai peraturan yang ada. Seluruh lembaga dan organisasi yang ada dalam sistem pendidikan saat ini akan dijabarkan di dalam makalah Manajemen Lembaga dan Organisasi Pendidikan ini. Di dalam makalah ini juga dapat dilihat bagaimana srtuktur seluruh lembaga dan organisasi pendidikan khususnya yang ada di Indonesia berjalan, sehingga kita mampu mempelajari manajemen lembaga serta organisasi pendidikan tersebut dibuat untuk dapat berjalan dengan baik.
ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL
(Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No : 0173/0/1983)

Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Klasifikasi
(1)  Instansi Vertikal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, meliputi:
a.    Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Provinsi, yang selanjutnya dalam keputusan ini disebut Kantor Wilayah;
b.    Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya yang merupakan pelaksana tugas Kantor Wilayah di Kabupaten/Kotamadya yang bersangkutan;
c.    Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan yang merupakan pelaksana tugas Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya di Kecamatan yang bersangkutan.

PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK



USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI AMPAS TAHU SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI TAHU DI DESA MADUGONDO

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN MASYARAKAT

Disusun oleh:

Etik Liswahyuningsih             10303241019              Angkatan 2010
Andang Ulfiyatul Khotimah   10303241004              Angkatan 2010
DyahTitikFebriana                  10303241007              Angkatan 2010
Lisa Dwiana                            10303241009              Angkatan 2010
Dwi Ana Rizki                        09312244017              Angkatan 2009


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2011
A.    Judul Program
Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dari Ampas Tahu sebagai Upaya Pengelolaan Limbah Industri Tahu di Desa Madugondo

B.     Latar Belakang Masalah
Sektor pertanian dianggap menjadi salah satu sektor kehidupan masyarakat yang penting karena menunjang pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Seiring dengan adanya revitalisasi pada sektor pertanian ini, maka pupuk menjadi salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan oleh petani-petani Indonesia.
Permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah keterbatasan bahan baku beberapa jenis pupuk di Indonesia yang masih diimpor dari luar negeri. Selain itu, bahan baku yang masih diimpor dari luar negeri tersebut membuat harga produksi pupuk menjadi tinggi dan mahal.
Salah satu jenis pupuk yang dibutuhkan adalah pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan sintesis atau bahan alam.. Selain itu, pada pupuk organik kandungan senyawa organiknya lebih banyak daripada  unsur haranya, pupuk organik juga mampu meningkatkan kesuburan kimia dan fisik tanah. Disamping banyaknya kandungan unsur hara alami dalam pupuk organik, faktor keamanan kandungan hara yang alami lebih aman untuk dikonsumsi dan dimetabolisme oleh tubuh.

Kreativitas Mahasiswa

Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk belajar dan meperoleh IPK yang baik. ada banyak hal yang dapat dilakukan selagi masih mengenakan jaket almamater ini. sebut saja mulai dari organisasi, kegiatan sosial sampai pada pengabdian kepada masyarakat. Mengingat mahasiswa mempunyai tanggngjawab moral terhadap masyarakat sekitar dalam pemberdayaan dan pembangunan, lahan belajar mahasiswa juga tidak terlepas hanya di dalam kampus. Masyarakat adalah universitas kehidupan, tempat paling ssuai untuk belajar menjadi bagian dari masyarakat yang berpendidikan dan berbudi pekerti luhur.
Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan mnegembangkan kreativitas melalui program-program yang bermanfaat untuk masyarakat.
Sebuah program pemberdayaan petani telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa jurusan Kimia Universitas Negeri Yogyakarta guna memanfaatkan limbah ampas tahu menjadi ppupuk yang bermanfaat bagi petani.
Banyak hal yang diperoleh dalam proses melaksanakan program tersebut, tidak hanya menambah ilmu tentang bagaimana membuat pupuk, bagaimana mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan kimia dalam mengolah limbah tetapi juga belajar bagaimana menjadi masyarakat yang baik, bersahaja dan senantiasa menghargai semua proses dalam menghaapi kehidpan. :)
Berikut adalah beberapa dokumentasi pelaksanaan program kreativitas mahasiswa dalam melaksanakan pengapdian di masyarakat Dusun Madugondo Sitimulyo Piyungan Bantul.

 Kegiatan saat seminar dan demonstrasi bagaimana mengolah limbah ampas tahu menjadi pupuk.

Selasa, 04 Desember 2012

Paul Sabatier


Paul Sabatier dilahirkan di Carcasonne di Perancis Utara pada tanggal 5 November 1854. Ia dididik di Lycѐe dan disiapkan di Toulouse untuk ujian masuk ke École Polytechnique dan the École Normale Supérieure. Ia diterima di kedua kampus dan memilih kampus terakhir yang ia masuki pada tahun 1874; tiga tahun kemudian ia lulus, yang pertama di kelasnya. Ia mengajar fisik selama setahun di sekolah setempat di Nîmes sebelum pergi ke Collège de France pada tahun 1878 sebagai asisten Berthelot. Ia menerima gelar Dooctor of Science (D.Sc) pada tahun 1880.

Sabatier mengambil kursus fisika di Fakultas sains di Bordeaux hingga Januari 1882, ketika ia menerima  jabatan yang sama di Universitas Toulouse. Ia pun menjadi bertanggung jawab untuk kursus ilmu kimia pada tahun 1883, dan dipilih menjadi profesor Kimia pada tahun 1884, sebuah jabatan yang ia pegang hingga masa pensiun pada tahun 1930. Ia menjadi Dekan Fakultas Sains pada tahun 1905 dan tetap mengajar meski pensiun hingga ia meninggal tahun 1941. Ia sangat percaya pada Toulouse dan menampik banyak tawaran posisi menarik di mana saja, terutama sebagai pengganti Moissan di Sorbonne pada tahun 1908.
Penelitian awal Sabatier terfokus pada termokimia sulfur dan senyawa logam sulfat, yang menjadi judul tesis untuk gelar doktornya, dan di Toulouse, ia melanjutkan penelitian kimia fisikanya pada sulfida, klorida, khromat, dan senyawa tembaga. Ia juga mempelajari oksida nitrogen dan asam nitrosodisulfonat dan garamnya, dan melaksanakan penelitian mendasar tentang koefisien partisi dan spektrum absorpsi.

CINTA TERLARANG ELEKTRON

Elektron duduk termenung, sesekali ia kayuhkan kedua kakinya agar ayunan bergerak perlahan. Ayunan yang sering disebut orbital merupakan tempat yang paling Elektron sukai. Jadi siapapun orang yang ingin menemukannya langsung saja menuju orbital. Walau demikian, tidaklah mudah untuk bertemu Elektron di sana. Tapi setidaknya orbitallah tempat kemungkinan

Praktikum oh Praktikum

Baju putih kegedean
Entahlah apa yang akan kulakukan
Tapi harus kukemas dengan rapi
Demi keselamatan,, katanya...
lelah,apa yang harus diawali sedang akhir dari semua ini masih samar
semua tertulis tanpa ada jeda untuk menunggu, cepat dan pasti
ini hidup, menjalani cerita-cerita dalam diktat
menjadi kacung yang tak mengerti awal dan akhir....
cara kerja
Sakit hati ini, lara hati ini..
sekian lama menantimu, semua sia-sia tanpa sisa
Sampai usai tak ada hasilnya
Tersendat tangan ini menuliskan angka 0% itu.....

Strategi Pembelajaran Kimia Inovatif

137931_anak-bersekolah_663_382

ARTIKEL STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA INOVATIF
MODUL BERBASIS INKUIRI SEBAGAI INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN STARTEGI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING
Disusun Oleh :
Nama    :  Lisa Dwiana
NIM        :  10303241009
Kelas    :  Pendidikan Kimia Subsidi
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
MODUL BERBASIS INKUIRI SEBAGAI INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN STARTEGI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING
Oleh : Lisa Dwiana*
I.    PENDAHULUAN
Kebanggaan seorang guru adalah ketika siswa didiknya dapat mengerti apa yang disampaikan dan diajarkan oleh guru selama proses pembelajaran. Pencapaian indikator melalui berbagai evaluasi sebagai salah satu cara yang dilakukan guna mengetahui sampai sejauh mana materi yang telah diberikan dapat diterima oleh siswa. Paradigma tersebut berkembang mendominasi hampir di seluruh proses pembelajaran yang ada di berbagai instansi pendididkan saat ini.

Guru hanya berorientasi pada pemberian materi kepada siswa serta penguasaan siswa untuk dapat mengerti pelajaran tanpa ada proses atau makna yang berarti selama proses pembelajaran. Timbal baliknya guru hanya akan melihat dari satu aspek saja yaitu dengan melihat dan mengukur nilai ulangan siswa. Proses tersebut terus berlangsung dan diterapkan tanpa memperhatikan dampak yang terjadi pada siswa didik sebagai obyek pendididkan. Proses yang hanya beroriantasi pada pencapaian nilai ulangan tanpa memeperhatikan bagaimana proses pembelajaran berlangsung dan bermakna bagi siswa hanya akan menjadi beban dan cenderung membosankan untuk siswa didik tersebut.
Proses pembelajaran demikian tentu berseberangan dengan hakikat dari fungsi pendidikan yang bertujuan memanusiakan manusia untuk seluruh aspek kehidupan yang dimilikinya tidak terbatas hanya berupa ilmu pengetahuan yang dimaknai sebagai proses menghafal saja (Agus, 2009; ix).
Aktivitas belajar yang banyak terjadi saat ini menjadikan materi pelajaran dan peserta didik yang mempelajarinya sangat terpisah jauh tanpa ada hubungan yang memberi makna. Siswa hanya sekedar menghafal berbagai materi pelajaran yang diberikan guru begitu saja tanpa ada pemaknaan yang berarti. Tidak adanya makna yang mengaitkan antara siswa dengan materi pelajaran yang dipelajari menjadi penyebab proses belajar cenderung membosankan bahkan menjadi beban untuk beberapa peserta didik.

Kurikulum : Indonesia dan Korea Selatan dalam Mata Pelajaran Kimia

KURIKULUM KOREA SELATAN
Sampai saat ini, kurikulum di Korea Selatan sudah mengalami revisi sebanyak lima kali sampai versi keenam. Tujuan dari kurikulum versi keenam ini  adalah untuk menghasilkan output yang:
1) sehat,
2) independen,
3) kreatif, dan
4) orang yang bermoral.
Prinsip-prinsip untuk penyusunan versi keenam adalah:
1) desentralisasi pengambilan keputusan tentang kurikulum tersebut;
2) keragaman struktur kurikulum;
3) kecukupan isi kurikulum, dan
4) efisiensi dalam pengelolaan kurikulum